Allah Kita Allah Orang Hidup
Views: 0
Bacaan : Markus 12:18-27
Sahabat Kristus, bapak Ibu para muda dan para anak, Salam Jumpa kembali dalam kasih Nya, dalam Renungan Harian GKI Kwitang. Bersama saya Pdt Lindawati Niman
Di dalam dunia ini banyak orang yang masih hidup; mereka masih bernafas. Fisik dapat bergerak dll, namun mentaly mereka tak hidup tetapi mati. Mengapa? Karena pikiran dan hatinya selalu dikuasai oleh bagaimana nanti kalau saya mati? Bukan tak boleh memikirkan bagaimana nanti keadaan setelah kematian, karena kita juga semua pasti akan mati, meninggalkan raga/tubuh ini. Namun persoalannya adalah, bagi kita pengikut Kristus, kita telah memiliki keyakinan bahwa kelak jika kita mengalami kematian tubuh yang dapat layu dan hancur ini, maka kita kelak akan mengenakan tubuh baru seperti Malaikat yang yak lagi sama pikiran dan perasaannya nya tentu dengan kita di bumi yg berpikir soal kawin, harta, jabatan dll. Bukankah pikiran tentang hal-hal yang saya sebutkan tadi sering membawa banyak orang berlaku buruk bahkan jahat?. Bukan tak boleh kawin, memiliki harta atau dan jabatan. Namun seringkali, mereka yang fokus hanya pada itu semua, malah melakukan berbagai kejahatan yang melanggar kehendak Tuhan; Dikuasai egoisme, kerakusan, dan hawa nafsu semata, bukannya memandang kehidupan ini sebagai sebuah kesempatan untuk menunjukkan dan menjaga Cinta kasih Allah dalam kehidupan ini, melalui hubungan yang dijaga dan menjaga, saling menghormati sampai waktu Tuhan/kematian.
Orang Kristen yang menerima Kebangkitan Kristus adalah mereka yang sungguh menghargai kehidupan kini yang masih mereka terima. Nafas yang masih kita hirup adalah tanda bahwa Tuhan Allah masih bersama kita di kehidupan kini. Ia.masih memberikan nafas bagi kita agar kita mensyukurinya kehidupan di dunia ini dengan berbagai isi dan pemberianNya, baik itu hal2 indah maupun hal2 buruk. Selama nafas kehidupan ini masih ada, maka kita meyakini bahwa Tuhan penguasa kita ada dekat dan bersama kita. Bagi kita yang masih bernafas, kita akan mengisi kehidupan dengan menghargai kehidupan cinta kasih kepada pasangan kita, suami-istri dan kepada sesama dan alam semesta ini. Jika Tuhan tidak/belum memanggil kita untuk menikah, ingat lah bahwa kehidupan harus dihargai bukan karena anda menikah ataupun tak menikah, melainkan apakah anda dan saya menjalani kehidupan ini dengan dikuasai Cinta Allah yang mengorbankan diriNya untuk mu dan Ia lalu Ia bangkit. Ini berlaku juga ketika kita memandang hal2 lain selain soa kawin-mawin yang kita usahakan dan peroleh: harta, jabatan, dll
Jika kita menghayati kebangkitan yang telah kita tetima dari Kristus, maka kita akan memandang bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang menguasai kita ketika kita masih hidup di dunia dengan mengenakan tubuh yang dapat hancur ini maupun ketika kita tak bisa lagi mengenakan tubuh ini. Tuhan menguasai kita baik kehidupan kini dan kehidupan kelak. Tuhan Allah . Adalah Tuhan Allah kita ketika kita bernafas ataupun tak bernafas lagi kelak. Karena Tuhan kita adalah Tuhan bagi tiap orang yang telah menerima kehidupan baik ketika ia bernafas maupun setelah ia tak lagi bernafas. Batas hidup kita tak lagi dibatasi oleh karena kita bernafas atau tak bernafas. Karena kita memiliki Tuhan Allah yang hidup yang tak dibatasi oleh nafas ini, maka kita pun akan hidup bersamaNya ketika kita tak lagi bernafas. Dengan demikian Tuhan menjadi Tuhan Allah kita saat ini maupun kelak.
Dengan iman di aras, maka kitapun akan memelihara hidup kita sebagai orang-orang yanh telah menerima kehidupan. Kehidupan yang dikuasai oleh Damai sejahtera Illahi akan kita sebarkan kepada setiap orang dan alam semesta ini. Kita tak mau dikuasai oleh mereka yang tak bebas menyebarkan ketakutan dan kesedihan dan mengesahkan teror, juga tindakan kejahatan sebagai alasan untuk memberi/membawa kebahagiaan, kebebasan, pesta-pesta dll di dunia ini atau di dunia yang akan datang. Jika itu yang dilakukan, itu adalah tindakan orang-orang yang dikuasai keputusasaan dan kematian. Jika kita dikuasai kehidupan maka mulai di sini, ketika kita masih bernafas kita akan membawa Damai Sejahtera bagi sesama dan dunia dan kita kelak akan hidup dalam Damai Sejahtera seperti Malaikat, bersama Allah Bapa di Surga. Kita adalah pemilik kehidupan di dunia ini maupun kelak, karena dalam Kristus, kita memiliki dan dimiliki oleh Allah orang hidup. (LiN-RH, 10-04-2024)