TANGGUNG JAWAB SESAMA
Views: 0
Bacaan: Lukas 10: 33-34
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Kira-kira dua belas tahun lalu, kata atau istilah EGP merupakan selentingan yang lazim kita dengar atau ucapkan. EGP itu singkatan dari Emang Gua Pikirin, kalimat ini hendak mengatakan urusan orang tidak perlu kita pedulikan, baik keberhasilan yang menyenangkan atau kesulitan membuat penderitaan seseorang. Apa yang terjadi masa EGP ini, kali Ciliwung dijadikan sebagai bak sampah, banyak kasur yang tidak dipakai, dibuang ke kali, selokan-selokan di pemukiman dipenuhi sampah rumah tangga, akibatnya pada musim hujan banjir melanda pemukiman. Di lain pihak beberapa pejabat Negara terlibat dalam korupsi yang seolah-olah sudah wajar terjadi. Dalam keadaan inilah masyarakat dengan perasaan apatis berkata EGP. Sikap EGP ini berangsur terkikis sejalan dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat berangsur memiliki TANGGUNG JAWAB BERSAMA, untuk kebaikan bersama.
Kita renungkan perumpamaan Orang Samaria yang murah hati dengan pokok pikiran “tanggung jawab bersama,” menunjukkan urusan orang lain, adalah juga urusan kita, khususnya kesukaran dan penderitaan orang lain. Seorang yang sedang menderita, terkapar di tepi jalan yang jelas korban perampokan, dia tidak mampu lagi berteriak minta tolong, telah di lihat oleh dua orang dalam perjalanannya, tetapi dengan rasa takut dia bersikap EGP, padahal kedua orang ini mengenakan tanda sebagai orang religius. Secara hukum dua orang ini tidak melakukan pelanggaran, kecuali dari segi moral dan tanggung jawab bersama. Setelah kedua orang yang menghindar itu, datang seorang menemukan orang yang terkapar itu. Dengan melupakan perasaan yang bisa menghentikan tindakannya, seperti rasa takut dirampok, mengesampingkan harga diri dan rela berkorban waktu dan materi, maka dengan spontan dia menolong semaksimal yang dia bisa lakukan. Rasa TANGGUNG JAWAB BERSAMA spontan timbul dalam dirinya, nilai inilah yang kita renungkan yang menjadi pengajaran Tuhan Yesus bagi kita saat ini. Perasaan harga diri, apakah merasa lebih tinggi atau kurang, dalam tindakan spontan tidak menjadi penghalang untuk menyatakan tanggung jawab bersama. Demikian juga atribut-atribut lahiriah seperti pakaian tidak menjadi halangan untuk menyatakan tanggung jawab bersama. Orang Samaria dengan kemurahan hatinya, memiliki perasaan empati, seolah-olah dialah atau saudaranyalah yang terkapar itu sehingga dia harus menolong.
Melakukan prokes dengan 5 M dan vaksinasi pada jaman covid19 ini adalah perwujudan tanggung jawab bersama untuk menghadang, menghentikan pandemic covid 19. Dalam kalangan tertentu sampai sekarang ini masih ada yang bersikap EGP dengan covid-19, apakah sengaja dengan tujuan yang tidak baik, atau betul-betul tidak peduli dengan sesama, maka sikap EGP harus disingkirkan. Firman Tuhan hari ini hendak membangun tanggung jawab bersama. Seseorang bisa berkata saya sudah divaksin, imunitas tinggi, tetapi dia tetap bisa menularkan covid-19 kepada orang lain.
Tanggung jawab terhadap sesama yang sungguh tanpa pamrih telah banyak kita dengar dan saksikan, seperti warung yang membagikan makanan gratis bagi yang memerlukan, berbagi pakaian, berbagi bahan makanan. Dari semua itu apakah kita saksikan ini hanya cukup menggugah hati kita untuk berbagi, tetapi sayang rasa hati ini belum terwujud dalam perbuatan. Jangan-jangan kita dalam posisi orang Lewi dan imam dalam perumpamaan ini. Tentu ajakan renungan ini kita mengambil posisi sebagai orang Samaria.
Kita aplikasikan renungan ini dalam keseharian kita dengan pokok sbb.:
- Coba ingat saat Anda jalan ke pasar, tempat kerja, jalan-jalan melihat orang yang patut ditolong. Adakah Anda menghindar (EGP) seperti sikap orang Lewi, atau mengambil sikap sebagai orang Samaria. Kapan dan di mana, coba ingat.
- Pernahkah Anda saat tak berdaya (skala besar atau kecil) dan ditolong orang Samaria (orang tak dikenal, dan berbeda latar belakang identitas)?
- Faktor apa yang perlu kita miliki, tingkatkan agar kita mampu bersikap seperti orang Samaria?
Mari berdoa:
Allah, Bapa Tuhan kami Yesus Kristus, pengajaran-Mu indah membangun rasa tanggung jawab terhadap sesama, Roh Kudus menolong kami melakukan pengajaran itu. Sebagai pribadi maupun dalam bersamaan kami masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan, ajar kami untuk saling menolong dan ditolong. Dalam kebersamaan kami sebagai orang beriman ada tanggung jawab sesama kami, sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan tetangga ada tanggung jawab sesama, doa kami, agar Tuhan memampukan kami untuk melihat tanggung jawab itu dan mampukan kami menyatakan tanggung jawab itu. Jauhkan kami dari pikiran tidak peduli sesama dan rasa egois kami. Dengarlah doa ini, dalam Bapa Tuhan Yesus Kristus, Amin. [AS06092021]