SOLIDARITAS YANG POSITIF

Views: 0

Bahan renungan: Keluaran 2:11-12,

Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.

Rasa atau sikap solidaritas dengan teman atau kelompok, bisa positif dan bisa juga negative. Solidaritas negative misalnya anak muda merokok hanya sebagai tanda solidaritas dengan teman yang merokok. “Keroyokokan” sebagai tanda solidaritas terhadap teman yang diserang, padahal temannya itu bersalah, ini namanya ikut-ikutan. Tidak jarang buruh pabrik mogok kerja sebagai solidaritas mereka atas pelakuan tidak adil oleh pimpinan pabrik terhadap beberapa orang buruh dan hasilnya keadilan tercipta. Solidaritas kepada situasi, atau kepada orang tertentu tidak selamanya dengan cara demontrasi. Kita bisa nyatakan dengan bantuan dana dan morel, dengan doa dan ikut tanda tangan dalam petisi. Bisa kita nyatakan dengan perbaikan kerusakan atau perbaikan situasi.

Musa sebagai anak angkat raja, mendapat pendidikan dan suasana istana raja yang tentu sangat menyenangkan. Apa lagi raja itu tidak dikaruniai anak, sehingga Musa sebagai anak angkat cukup mendapat suasana yang menyenangkan. Musa sudah dewasa, dia sudah tahu bahwa dia anak angkat raja, dan lebih dari pada itu dia tahu diri bahwa dia orang Ibrani, sedangkan orang Ibrani dipekerjakan sebagai budak yang sangat tidak manusiawi karena diawasi oleh mandor yang kejam. Mereka membangun kota bekerja tanpa upah, bekerja dengan membawa makanan sendiri. Sebaliknya orang Ibrani tidak pernah merasa cemburu dengan posisi Musa, mereka tidak mempermasalahkan itu. Tetapi muncul rasa solidaritas dalam hati Musa, apa yang bisa dia lakukan untuk meringankan beban bangsanya itu, tentu sudah banyak dia dengar tentang penderitaan para budak itu, dieksploitasi habis-habisan oleh orang Mesir. Rasa simpati dan empati keluar dalam tindakan solidaritas.

Rasul Paulus menggambarkan tentang Yesus, sebagai perwujudan besarnya kasih Allah (Yoh3:16) sehingga Dia mengambil rupa dan sama seperti manusia. Begitulah solidaritas Yesus dengan mengambil status seorang hamba, untuk bisa merasakan derita hamba agar Dia bisa melakukan penyelamatan manusia berdosa. Yesus meninggalkan enaknya Kerajaan sorga dan masuk ke kancah perhambaan dosa

Demikian Musa dengan sengaja datang ke lapangan dimana saudara-saudaranya bekerja, dia tidak sekedar menonton dengan prihatin, tetapi apa yang bisa dilakukannya. Karena itu dia membela saudaranya yang sedang dianiaya oleh mandor dengan memukul mandor itu sampai mati. Maksudnya supaya saudara-saudaranya itu tahu bahwa Musa sungguh hendak membela mereka. Ini tiada lain karena solidaritas yang tinggi. Dan sayang sekali rasa solidaritas yang luhur ini tidak terterima oleh saudara-saudaranya. Mereka memandang tindakan Musa itu sebagai hakim terhadap mereka. Demikian juga banyak solidaritas yang dinyatakan oleh Gereja, seperti memberi sembako ke orang yang membutuhkan, pengobatan gratis bagi yang membutuhkan, tetapi aksi ini dituduh “mengkristenkan”. Namun rasa solidaritas dengan teman yang dalam keadaan sulit dan menderita tidak akan berhenti dari anak Tuhan. Musa menanggung resiko yang besar, karena Firaun melihat itu sebagai tanda bahwa Musa bagaikan musuh dalam selimut, maka musa meninggalkan Mesir, meninggalkan status sebagai anak Firaun.

Mari kita aplikasikan tema yang berbunyi SOLIDARITAS YANG POSITIF dengan pokok berikut:

  1. Solidaritas apa saja yang kita nyatakan di masyarakat lingkungan tetangga kita?
  2. Pernahkah tindakan solidaritas yang kita nyatakan dicurigai dan ditolak orang?
  3. Bagaimana rasanya solider, simpati teman pada saat kita membutuhkannya?

Mari berdoa:

Bapa kami yang di sorga, kami tidak mungkin hidup dari diri sendiri kami membutuhkan teman baik suka maupun duka. Ada saatnya kami harus menangis bersama teman yang menangis, yang kami nyatakan dengan tanda-tanda solidaritas kami. Banyak orang yang membutuhkan tanda solideraritas sesama untuk meringankan dan menolong dalam kesusahan dan beban hidupnya. Tuhan karuniakan rasa solidaritas yang positive membangun kebersamaan kami. Jauhkan kami dari rasa egois dan menutup diri karena perbedaan latar belakang hidup ini. Inilah doa kami dalam Kristus Tuhan, Amin. [AS20092021]