PENOLONG WAKTU KESUSAHAN
Views: 0
Bacaan: Yeremia 14 : 1-22
Salam sejahtera, semoga kita makin menyesali dosa dan bertumbuh iman, makin kuat pengharapan akan pertolongan Tuhan di tengah kesusahan hidup kita, dan mengimani bahwa Tuhan tidak seperti orang asing yang hanya sebentar bersama keluarga kita, seperti ungkapan dalam Yeremia 14:8 Ya Pengharapan Israel, Penolongnya di waktu kesusahan! Mengapakah Engkau seperti orang asing di negeri ini, seperti orang perjalanan yang hanya singgah untuk bermalam?
Berbagai kesusahan datang dalam keluarga kita, ada kesusahan karena masalah keuangan yang tidak cukup untuk biaya pengobatan, biaya sekolah, biaya kuliah, biaya sewa rumah, biaya sewa tempat bisnis dan lain-lain. Apalagi di tengah harga barang dan bahan bakar minyak yang naik, makin bertambah kesusahan dalam keluarga, pekerjaan dan juga dalam persekutuan gereja dan di tengah bangsa Indonesia. Terkadang dalam kesusahan muncul pertanyaan, apa gunanya beriman kalau makin banyak kesusahan? Ada orang Kristen yang berpikir, mengapa orang yang tidak beriman, sepertinya tidak menghadapi kesusahan dan bahagia terus ? Mengapa orang beriman mengalami kesusahan? Bagaimana sebenarnya beriman dalam menghadapi kesusahan? Mari kita belajar dari pengalaman Yeremia.
Kesusahan yang dihadapi Yeremia adalah musim kering di Yehuda, yang menyebabkan bangsa Yehuda berkabung, sedih, menjerit, karena kehabisan air, pelayan-pelayan disuruh mencari air, tetapi tidak menemukan air. Petani-petani merasa kecewa karena tidak ada air untuk menanam. Rusa, keledai, tidak mendapat rumput. Musim kering ini terjadi karena bangsa Yehuda sudah murtad, tidak taat, tidak setia pada Tuhan, dan mereka mendapat hukuman dari Tuhan atas dosa mereka.
Tapi Yeremia terus berdoa kepada Tuhan agar Tuhan bertindak membela bangsa Yehuda, sebab hanya Tuhan pengharapan Israel, penolong pada waktu kesusahan. Yeremia berharap agar Tuhan tidak seperti orang asing, yang tidak bisa berlama-lama dengan bangsa Yehuda. Tuhan kiranya selalu hadir bersama bangsa Yehuda. Yeremia berharap agar Tuhan tidak seperti orang bingung, tidak seperti pahlawan yang tidak sanggup menolong. Yeremia sangat mengharapkan agar Tuhan tidak meninggalkan bangsa Yehuda.
Yeremia berdoa meminta pertolongan Tuhan bagi bangsa Yehuda, tapi Tuhan malah melarang Yeremia berdoa untuk kebaikan bangsa ini. Mengapa Tuhan melarang Yeremia berdoa untuk kebaikan bangsa Yehuda? Karena Tuhan tidak berkenan kepada bangsa Yehuda, meskipun mereka berpuasa, mempersembahkan korban bakaran dan korban sajian. Tuhan mau menghabiskan bangsa Yehuda dengan perang, kelaparan dan penyakit sampar.
Tuhan juga kecewa dengan nabi palsu yang mengatakan tidak ada perang, tidak ada kelaparan yang menimpa bangsa Yehuda, Tuhan akan memberikan damai sejahtera bagi bangsa Yehuda yang murtad, tidak taat dan tidak setia. Nabi palsu hanya memberitakan firman yang enak didengar orang, bukan memberitakan firman Tuhan yang diperintahkan oleh Tuhan. Nabi palsu menubuatkan penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipuan rekaan hati dari nabi palsu sendiri.
Tuhan marah terhadap nabi palsu, mereka ini akan mati oleh perang dan kelaparan. Bangsa Yehuda akan mati karena kelaparan dan perang, dan tidak ada orang yang akan menguburkan mereka. Itu semua karena kejahatan bangsa Yehuda.
Yeremia terus berdoa dengan mengakui dosa, kefasikan bangsa Yehuda, mengakui dosa nenek moyang terhadap Tuhan. Yeremia meminta Tuhan mengingat perjanjian Tuhan, sebab hanya Tuhan menjadi pengharapan bangsa Yehuda, ilah-ilah lain tidak dapat menurunkan hujan.
Sebagai anak kita tidak berhenti meminta kepada Allah Bapa, walaupun Allah berkata tidak. Walau doa kita belum dijawab, kita jangan lekas berhenti berdoa. Kita belajar dari Yeremia yang terus berdoa walau dilarang Tuhan berdoa untuk kebaikan bangsa Yehuda.
Kita terus berdoa kepada Tuhan agar keluarga kita mengalami perubahan, damai sejahtera, kita terus berdoa untuk mengakui dosa-dosa, agar anggota keluarga makin merendahkan diri, memohon pengampunan dari Tuhan. Demikian juga kita berdoa bagi kebaikan bangsa Indonesia, agar Tuhan memberi damai sejahtera, kebaikan ekonomi, walau masih banyak yang berlaku tidak adil, korupsi, menindas, diskriminatif, intoleran, radikal. Kita berdoa agar semakin banyak anggota masyarakat menyesali dosa, meminta pengampunan dari Tuhan. Agar keluarga kita, anggota masyarakat Indonesia tidak tertuju hatinya kepada ilah-ilah dunia masa kini. Ilah dunia pada masa kini misalnya cinta uang atau menjadi budak uang, budak kekuasaan, yang membuat orang tidak peduli Tuhan dan firmanNya, tidak peduli keadilan dan kebenaran. Kita berdoa agar nabi palsu dan guru palsu tidak menyebarkan kebohongan seperti guru ateis yang mengajarkan tidak ada Tuhan, tidak ada surga, tidak ada neraka, tidak ada dosa, yang penting logika dan kemampuan manusia sendiri. Atau nabi palsu, guru palsu yang mengajarkan orang untuk melakukan bom bunuh diri, atau membunuh orang bergama lain, menekan dan membenci, menghina orang beragama lain, agar cepat masuk surga dan bertemu bidadari.
Kita sebagai anak terus meminta kepada Allah Bapa kesempatan sekali lagi. Walau Allah Bapa sedang menghukum, kita tidak berhenti berdoa, seperti Yeremia terus berdoa. Sambil pmenanti jawaban Tuhan kita terus merendahkan diri, menyesali dosa dan minta pengampunan Tuhan agar kita setia, taat pada Tuhan, sebab hanya Tuhan pertolongan dan pengharapan kita dalam kesusahan, tidak ada yang lain yang dapat menolong dan diharapkan. Jika Tuhan adalah penolong kita, maka kita berbahagia. Tuhanlah yang memenuhi pengharapan kita, Tuhan setia selamanya pada janjiNya, Tuhan tidak meninggalkan kita dan ciptaan Tuhan seperti ungkapan dalam KJ. 9: 3. Jika penolongmu Allah Yakub, betapa kau bahagia! Ia penuhi pengharapanmu, Tuhan setia s’lamanya. Maha Pencipta dunia. Tak meninggalkan makhlukNya. Haleluya, Haleluya, amin
Berdoa:
Ya Tuhan kami percaya hanya Tuhan penolong kami di tengah kesusahan hidup kami. Kami berbahagia karena pertolongan Tuhan. Kami berharap hanya pada Tuhan karena hanya Tuhan yang setia pada janji dan kami percaya. Di tengah kesusahan hidup, kami mengimani bahwa Tuhan selalu bersama kami dan kami tetap beriman seperti Yeremia, yang selalu setia dan berharap pertolongan Tuhan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin