DIHAJAR UNTUK BERTOBAT
Views: 0
Bahan: II Tawarikh 33:11-13,
… tentara raja Asyur yang menangkap Manasye dengan kaitan, membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel. Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati Tuhan, Allahnya; … Maka Tuhan mengabulkan doanya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kembali kedudukannya sebagai raja. Dan Manasye mengakui, bahwa Tuhan itu Allah.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, tidak jarang pengalaman seseorang “dihajar oleh Tuhan demi kebaikan.” Hajaran itu, mungkin kecelakaan, penyakit, musibah, tetapi beruntung hajaran itu menyadarkan untuk melakukan kebaikan. Demikian pengalaman seorang raja Yehuda di Yerusalem, yaitu Manasye. Dia menggantikan kedudukan ayahnya Hiskia sebagai raja. Sebagai anak raja, walau masih muda, dia diangkat sebagai raja. Ayahnya raja Hiskia dalam pemerintahannya, melakukan apa yang baik, dalam menjalankan pemerintahan dan membawa Israel beribadah kepada Tuhan. Hizkia telah memberi teladan yang baik yang setia kepada Tuhan, mendapat pertolongan dan perlindungan Tuhan. Namun bagaimana dengan Manasye, justru sebaliknya; dia membangun patung berhala dan mengajak rakyat menyembah dewa Baal dan dewa bintang di langit. Sangat betolak belakang dengan Hizkia ayahnya, rakyat terbawa jatuh ke dalam dosa, menyembah berhala.
Bahan renungan kita menyatakan tindakan Tuhan menghajar raja Manasye melalui tangan raja Asyur, menyerbu Yehuda, menangkapnya dengan kaitan (menunjukkan suatu penghinaan), membelenggu dan membawanya ke Babel. Manasye merasakan, derita, penghinaan oleh raja Asyur, dan berhala yang dia sembah tidak mampu berbuat apa-apa. Keadaan itu membawa Manasye sadar bahwa itu hajaran, derita dari Tuhan, Allah Israel. Hajaran itu, membawa dia menyadari kesalahan dan kekeliruannya agar kembali kepada Tuhan, dengan berpuasa dan berdoa, memohon pertolongan Tuhan. Doanya didengar Tuhan, dia dikembalikan ke Yerusalem, melanjutkan pemerintahannya di Yerusalem. Sebagai tanda pertobatannya, dia meruntuhkan dan membakar semua patung berhala, mezbah untuk dewa Baal yang didirikannya. Kemudian dia membangun mezbah bagi Tuhan, Allah Israel, bersama dengan seluruh rakyat mereka kembali beribadah kepada Tuhan. Sejak diurapi menjadi raja sampai akhir hidupnya dia memerintah 52 tahun, raja yang terlama memerinah Yehuda.
Kita bercermin dari jalan hidup raja Manasye, dihajar dengan derita yang sangat menakutkan, tetapi hajaran itu menyadarkan dia. Tidak semua raja Israel mau kembali kepada Tuhan, raja Ahab, di depan nabi Elia agar Tuhan disembah dan dimuliakan namun dia berkeras sampai nabi Elia mengatakan tidak akan ada hujan kecuali atas permohonan nabi Elia. Namun raja Ahab tetap menolak nasihat Elia sampai negeri Israel mengalami kekeringan tiga tahun lebih. Dibutuhkan kerendahan dan keterbukaan hati bagi suara Tuhan agar mampu menangkap suara kebenaran dari Tuhan. Sangat celaka kalau kita mengandalkan diri sendiri apalagi kuasa harta sehingga kebenaran, keadilan dan damai dikesampingkan. Kita sangat mengharap pejabat, “petinggi” yang hebat, di negeri ini agar membuka hati mencari kebenaran, keadilan, kesejahteraan rakyat dan mengesampingkan ambisi dan kepentingan diri atau egonya sendiri.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Raja Manasye “dihajar oleh Tuhan, kemudian bertobat.”Apa untung ruginya.
- Apakah negeri kita kekurangan orang “hebat” sehingga kesejahteraan masyarakat jauh tertinggal dari negara tetangga kita (Malaysia, Singapura)?
- “Dihajar untuk bertobat di hadapan Tuhan,” pernahkah Anda alami.
Mari berdoa:
Ya, Bapa Sorgawi, suka duka kami alami di hidup ini, dua keadaan ini berimbang membawa kami makin dekat kepada Tuhan. Roh Kudus meluruskan hati kami agar keangkuhan tidak menguasai hati ketika keberuntungan kami terima, juga kami tidak meninggalkan Tuhan ketika kemalangan menimpa kami. Kesetiaan dan berserah kepada Tuhan menguasai hati kami, inilah doa permohonan kami dalam Yesus Kristus. Amin. [AS131123]