REBUTAN KEKUASAAN
Bahan: 1 Raja-raja 1:5-9, (5),
Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: “Aku ini mau menjadi raja.” Ia melengkapi dirinya dengan kreta-kreta dan orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang berlari di depannya. (9), Sesudah itu Adonia mempersembahkan domba, lembu dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan semua orang Yehuda, ….
Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, kekuasaan dan penguasa dibutuhkan untuk menata kehidupan bersama. Bukan saja kehidupan manusia modern, kehidupan binatang liar juga ada penguasa dan kekuasaannya, yang sangat jelas pada kawanan singa liar. Dalam kebersamaan manusia, kita temukan kepala suku, pemegang kekuasaan dalam batas lingkungannya. Dalam masyarakat (negara) kerajaan, raja adalah penguasa; yang menjadi raja berasal dari keluarga yaitu anak raja. Demikian turun temurun kekuasaan dan penguasa berlanjut turun-temurun. Sesuai kemajuan zaman kekuasaan dan penguasa merupakan suatu perlombaan untuk menentukan pemenang. Di negara kita perlombaan itu dikemas dengan mengadakan pemilu, untuk menentukan presiden dan pilkada untuk menentukan penguasa di daerah.
Bahan renungan hari ini adalah suatu aksi untuk merebut kekuasaan dan merebut kedudukan sebagai raja Israel. Keadaan kesehatan Daud raja Israel dalam keadaan buruk sekali, sesuai dengan usianya yang sudah lanjut, nampaknya dia tidak mampu lagi menjalankan kekuasaan kerajaan, dia hanya terbaring di tempat tidur dan disediakan perawat khusus. Dalam kesehatan yang sangat buruk itu, salah seorang anaknya bernama Adonia, menyatakan diri sebagai raja. Dia melengkapi dirinya dengan kereta-kreta bangsawan di iring orang-orang menunggang kuda dan paling depan ada lima puluh orang berlari, semua itu menunjukkan kebesaran seseorang dan demikian pantasnya bagi seorang raja. Adonia melengkapi diri dengan panglima sebagai penasihat militer dan juga imam sebagai penasihat rohani. Dengan kehadiran para panglima dan imam, dia mempersembahkan korban yang cukup besar dan mengundang rakyat dalam acara itu sebagai pertanda dia seorang raja Israel.
Dibalik Adonia mengangkat dirinya sebagai raja, raja Daud telah bersumpah demi Tuhan, yang menyatakan Salomo akan menjadi raja sesudah Daud. Sebagian pembesar kerajaan yaitu panglima yang lain dan imam dan nabi yang tidak diundang Adonia, terkejut dan saatnya mereka harus bertindak agar kekuasaan dan penguasa kerjaan Israel, diserahkan kepada Salomo sesuai sumpah Daud. Nabi Natal salah satu saksi sumpah Daud itu, mengambil inisiatif agar kebenaran ditegakkan, yaitu Salomo yang telah ditetapkan sebagai raja Israel. Terjadilah REBUTAN KEKUASAAN, antara Adonia dengan pendukungnya dan Salomo dengan pendukungnya, terutama meluruskan hierarki kekuasaan sebagai raja Israel. Menjadi rebutan, karena jangan sampai Daud meninggal Salomo belum ditetapkan menjadi raja, kalau itu terjadi maka akan ada perang saudara dengan korban nyawa. Akhirnya raja Daud menetapkan Salomo menjadi penggantinya dengan memberi perangkat kerajaan dan takhta kerajaan Israel diduduki oleh Salomo.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Bapak-Ibu dan Saudara adalah seorang penguasa dalam lingkup apa saja?
- Di Jemaat gereja Anda, apakah ada penguasa untuk keteraturan kegiatan?
- Penguasa Gereja Tuhan adalah Kristus, bagaimana Dia menjalankan kekuasan-Nya di jemaat Anda?
Mari berdoa:
Bapa dalam Yesus Kristus, Penguasa bumi dan surga, oleh Roh Kudus kami terima kuasa menjadi saksi dan pelayan Bapa. Semoga kami mampu mendayagunakan kuasa itu secara bersama sebagai gereja dan juga secara pribadi sebagai murid Yesus agar makin banyak hati terima Kristus Juruselamat. Demi Kristus Kepala Gereja kami berdoa. Amin. [AS250324]