DANISH MONDE BUTTER COOKIES
Bacaan: Kisah Rasul 2:46-47 (TB 2)
“Dengan bertekun dan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergiliran dan makan bersama-sama dengan gembira dan tulus hati, sambil memuji Allah, dan mereka disukai semua orang. Tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Siapa tidak tahu Danish Monde Butter Cookies? Danish Monde Butter Cookies adalah salah satu nama biskuit mentega tanpa ragi yang terkenal dan fenomenal di Indonesia. Biskuit produksi PT.Nissin Biscuit Indonesia telah ada sejak tahun 1980. Danish Monde Butter Cookies (selanjutnya disebutkan dengan singkatan DMBC), dikenal akan kemewahan yang disuguhkan bagi para konsumennya. Bagi saya, keunikan yang cukup menyolok adalah desain kemasannya. Betapa tidak? (1) Gambar figur Tivoli Boys Guard yang berasal dari Denmark. (2) Terdapat Logo yang bentuknya sama persis dengan Danish Pretzel yang merupakan lambang di semua toko kue di Denmark. (3) Danish (Bhs. Ing) yang berarti Denmark. (4) Monde (Bhs. Pran.) yang berarti Dunia. (5) Butter Cookies (Bhs. Ing.), adalah kue khas Denmark. (6) Foto Butter Cookies yang berasal dari Denmark. (7) Pada pinggiran kemasan terdapat motif renda khas Inggris. (8) Terdapat elemen visual menyerupai bendera Belanda, dengan bentuk seperti seutas tali medali kejuaraan. (9) DMBC hanya diproduksi, dijual dan dipasarkan di Indonesia.
Pertanyaan yang muncul adalah: mengapa produsen biskuit ini memilih desain kemasan seperti itu? Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sherly Naftalia, Andrian Dektisa dan Bernadette Dian dari Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, UK Petra Surabaya, disimpulkan bahwa elemen-elemen visual dari beberapa negara Eropa ini ingin menyampaikan “gambaran Eropa” dengan tujuan untuk membawa para konsumen masuk dan menyatu dengan “cita rasa” ala Eropa. Nampaknya produsen DMBC melihat euforia masyarakat Indonesia terhadap cara pandang Budaya Visual, yang ditandai oleh kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar mengambil elemen visual yang mengesankan “eksklusif” hanya untuk memuaskan indera mata tanpa harus mengenal asal-usul dan kegunaannya.
Berbicara tentang desain kemasan DMBC ini, mengingatkan tentang apa yang tertangkap oleh indera penglihatan akan meninggalkan kesan tertentu bagi diri kita. Bila kesan yang muncul adalah kesan yang baik, tentu kita juga ingin mencoba atau meniru hal yang baik tersebut. Hal seperti itulah yang nampak dalam kehidupan jemaat perdana pasca peristiwa Pentakosta. Alkitab menyebutkan, “Dengan bertekun dan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergiliran dan makan bersama-sama dengan gembira dan tulus hati, sambil memuji Allah, dan mereka disukai semua orang. Tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”. Secara singkat Alkitab hendak mengatakan bahwa sikap hidup para pengikut Kristus pada waktu itu benar-benar menjadi teladan yang sangat baik, sehingga banyak orang yang ingin mengenal Kristus juga. Ya, sebuah teladan akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan banyaknya kata-kata nasihat.
Kiranya setiap kali melihat Danish Monde Butter Cookies kita ingat agar menjadi teladan kebaikan alias ‘kitab yang terbuka’; sehingga melalui pikiran, tutur kata dan sikap hidup kita akan ada banyak orang yang rindu mengenal Tuhan Yesus. Selamat berjuang, saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga
Doa:
Ya Tuhan, Engkau meminta kami untuk menjadi garam dan terang dunia. Oleh karena itu, kami rindu untuk menjadi kitab yang terbuka. Kiranya Roh Kudus menolong kami agar melalui diri kami Nama-Mu dimuliakan. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin.