”CHRIST OF ST JOHN OF THE CROSS”
(KRISTUS MENURUT SANTO YOHANES SALIB)
Views: 0
Bacaan: 1 Korintus 1:27-29 (TB 2)
“Tetapi, apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk mempermalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk mempermalukan apa yang kuat. Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
”Christ of St John of The Cross” (Kristus Menurut Santo Yohanes Salib), adalah nama yang diberikan untuk sebuah lukisan yang dibuat tahun 1951 oleh Salvador Dali – seorang pelukis surealis Spanyol. Surealis itu sendiri adalah sebuah aliran seni yang menggambarkan konsep kontradiksi antara mimpi dan kenyataan, yang ditandai dengan penempatan obyek-obyek visual aneh dan penuh pesan filosofis di dalamnya. Lukisan itu dinamai demikian, karena Dali terinspirasi dari sebuah gambar sketsa dari tahun 1550 tentang peristiwa salib yang dibuat oleh Santo Yohanes Salib.
Dalam lukisan itu, Dali menggambarkan Kristus yang tersalib yang dilihat dari atas. Karena dilihat dari atas, maka lukisan itu tidak menggambarkan tubuh Kristus yang telah mengalami siksaan; baik tetesan darah, paku, mahkota duri, maupun bilur-bilur di tubuhNya.
Lukisan itu memberi perspektif yang sangat berbeda. Dali ingin menunjukkan cara melihat salib secara lain. Pada umumnya, orang membuat atau melihat lukisan salib itu dari posisi depan secara horizontal. Dari posisi depan, maka semua gambaran penderitaan dan sengsara salib itu nampak begitu nyata. Akan tetapi, dalam lukisan ”Christ of St John of The Cross” itu, Dali menggambarkan peristiwa salib yang dilihat secara vertikal, dari atas ke bawah. Sudut pandang dari atas terhadap penyaliban Yesus Kristus ini menggambarkan citra sudut pandang Bapa di sorga. Seakan-akan Allah sendiri melihat dari Surga ke bumi perihal Yesus yang tergantung di kayu salib demi menanggung murka Bapa atas dosa dunia.
Lukisan ”Christ of St John of The Cross” ini mengingatkan tentang apa yang pernah dinasihatkan Paulus kepada Jemaat Korintus, demikian: “Tetapi, apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk mempermalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk mempermalukan apa yang kuat. Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah”. Dalam suratnya ini, Paulus membenarkan bahwa menurut pandangan dunia salib itu kebodohan, batu sandungan, dan kekalahan. Dan apa yang disebut sebagai ‘dunia’ itu adalah mereka yang tidak mengenal dan percaya akan Allah di dalam Kristus. Paulus menegaskan bahwa apa yang bodoh menurut ukuran dunia, telah dipilih Allah untuk mempermalukan orang yang berhikmat. Yang lemah menurut dunia, dipilih Allah untuk mempermalukan yang kuat. Yang tidak terpandang dan hina bagi dunia, dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti.
Belajar dari lukisan ”Christ of St John of The Cross”, maka kita melihat bahwa salib adalah sebuah keagungan. Dengan demikian, kita dapat melihat karya salib Kristus dari sudut pandang Bapa di sorga, sehingga kita selalu melihat dunia dan tanggung jawab kita terhadapnya dalam sudut pandang Bapa di sorga. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, kami rindu untuk memandang kehidupan di tengah dunia ini dalam perspektif-Mu supaya dapat melakukan karya kami ini dengan penuh tanggungjawab. Sehingga kami dapat menyatakan kepada banyak orang bahwa Kristuslah yang menjadi sumber kehidupan dan kekuatan kami. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk dapat mewujudkannya. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin.