PELAYAN ALLAH
Views: 0
Bacaan: 2 Korintus 6: 1-13
Salam sejahtera semoga kita makin menyadari bahwa kita adalah pelayan Allah yang tidak menyia-nyiakan anugerah Allah, dan tabah dalam penderitaan, kesengsaraan dan kesukaran seperti diungkapkan dalam 2 Korintus 6:4 (TB2) Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dengan penuh ketabahan dalam penderitaan, kesengsaraan, dan kesukaran.
Pelayan Allah adalah orang yang diutus Yesus melakukan pelayanan perdamaian, karena hidupnya sudah didamaikan dengan Allah terlebih dahulu. Menjadi pelayan Allah adalah suatu kemuliaan dan panggilan Tuhan. Sama seperti Paulus, ia menganggap dirinya diutus Tuhan untuk melakukan pekerjaan Tuhan dalam gereja dan di masyarakat. Pelayan Allah adalah orang yang bertanggungjawab membawa orang datang pada Allah, mau menerima janji-janji Allah, dan mau menjadi warga Kerajaan Allah dan keluarga Allah.
Orang yang diutus Yesus adalah orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang berbeda bahasa, tradisi, golongan, usia, agama, cara hidup. Pelayan Allah mengambil bagian dalam semua kehidupan dan pekerjaan dalam masyarakat. Orang yang diutus Tuhan adalah warga Kerajaan Allah, yang hadir dalam dunia dan berbicara dalam dunia bagi kepentingan Kerajaan Allah dan Kristus, bukan bagi kepentingan diri sendiri. Dalam membuat keputusan dan pertimbangan bagi dunia, maka suara yang disampaikan adalah suara Kristus yang berguna bagi manusia, bukan suara diri sendiri.
Orang akan melihat, mendengar, mengamati perbuatan dari orang yang diutus Tuhan. Pertimbangan yang diberikan orang yang diutus Yesus adalah berguna bagi Kerajaan Allah, dan ia akan bertindak mewakili Kerajaan Allah. Seorang utusan tidak hanya menyampaikan berita tertentu, menjalankan kebijakan tertentu saja, tapi ia mengamat-amati kesempatan, mempelajari watak, mencari jalan keluar, agar nama Kerajaan Allah semakin menarik, harum, terhormat. Tanggung jawab orang yang diutus Tuhan atau pelayan Allah adalah menjaga nama baik Kerajaan Allah di tengah-tengah masyarakat.
Pelayan Allah adalah orang yang bekerja bagi Allah sebagai hamba Allah, bukan mitra sejajar dengan Allah. Kemampuan melayani, datang dari Allah. Melayani demi nama Allah, menasehati juga dalam nama Allah bukan atas kehendak sendiri. Dalam perikop ini, nasehat dari Allah adalah jangan menyia-nyiakan kasih karunia Allah.
Kasih karunia Allah adalah orang yang tidak layak menerima keselamatan, penebusan atau pengampunan tapi dalam Yesus dilayakkan, dibenarkan. Mengapa kita tidak layak menerima kasih karunia, karena kita berdosa dan pantas dihukum mati kekal. Tapi karena orang percaya pada Yesus yang menebus dosa, mau bertobat, diperbaharui oleh Yesus, mau dibimbing Roh Kudus melakukan kehendak Allah, maka pada saat kedatangan Yesus, orang mendapat hidup kekal dalam Kerajaan Allah, bukan dihukum mati kekal. Hal ini membuat orang percaya, bersyukur, bersukacita menerima kasih karunia Allah dalam Yesus.
Kalau kasih karunia itu tidak membawa pertobatan, karena tidak mau diperbaharui, tidak mau dibimbing Roh Kudus berarti kasih karunia itu sia-sia. Orang yang ditebus oleh Yesus maka mau meninggalkan dosa dan menyerahkan diri kepada kehendak Allah. Mau ikut panggilan Allah, mau melayani Allah dan melayani sesama, mau bersaksi demi Allah dengan tindakan kasih. Kasih karunia sia-sia jika orang hidup untuk diri sendiri. Orang yang menolak untuk memberitakan tentang kasih karunia adalah orang menyia-nyiakan kasih karunia dari Allah.
Sejak kematian dan kebangkitan Yesus adalah waktu yang diperkenan Allah untuk penyelamatan. Setiap Injil diberitakan, segera merangkul kasih karunia Allah dan mau diubahkan. Manusia bisa menerima kasih karunia tapi juga ada yang menolak. Ada orang yang menolak,menghina, menganiaya orang yang memberitakan kasih karunia Allah.
Dalam menjadi pelayan Allah, kita tidak membuat orang tersandung, karena perkataan dan perbuatan kita, agar pelayanan kita tidak dicela. Namun ada saja orang yang tersinggung karena pemberitaan Injil, itu bukan kesalahan pelayan Allah tapi karena kebutaan mereka akan kebenaran Allah. Orang yang tersinggung, akan menghina, memfitnah, menuduh penipu, penyesat, bahkan menganiaya sampai hampir mati, bahkan dihukum mati.
Menjadi pelayan Allah berarti tidak mau memuji diri, membanggakan diri, tidak suka membanding-bandingkan dengan orang lain, seperti Paulus tidak menyombongkan apa yang sudah dilakukannya. Paulus sebagai pelayan Allah, tidak menonjolkan jasa-jasa dirinya sebagai orang saleh.
Pelayan Allah, siap mengalami penderitaan demi Injil. Kasih karunia Allah bekerja dalam kelemahan manusia. Penderitaan, kesengsaraan, kesukaran, kesesakan dihadapi, dengan kesabaran dan tabah. Paulus menderita dipenjara, menghadapi kerusuhan, perlawanan masyarakat. Hidup sederhana sebagai penjual tenda. Bisa berpuasa karena kelaparan. Bisa tidak tidur, karena berjaga-jaga.
Mengapa tabah menghadapi penderitaan? karena pelayan Allah mempunyai hati yang murni, berintegritas dan tulus hati. Memiliki pengetahuan tentang Kristus dalam pemberitaannya. Punya kemampuan untuk memperhitungkan situasi, bertindak atau berbicara secara tepat. Punya pengetahuan tentang berhubungan dengan orang lain. Sabar dan murah hati dalam relasi dengan orang lain, terutama menghadapi orang yang tidak menyenangkan. Sikap sabar, murah hati adalah hasil bimbingan Roh Kudus sehingga berbuah, yang dilakukan dalam hidup sehari-hari seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23) Pelayan Allah suci dalam batin bukan secara lahiriah. Kasihnya tidak pura-pura, tidak munafik. Kasih keluar dari hati yang murni dan tulus.
Pelayan Allah memberitakan kebenaran dan kekuasaan Allah, menggunakan senjata keadilan dalam memperjuangan memberitakan Injil, menghancurkan perlawanan terhadap Allah, merebut tawanan untuk Kristus. Senjata keadilan, untuk menyerang dan membela dalam pelayanan.
Kita memohon curahan rahmat Tuhan agar kita menjadi pelayan Allah. Meski banyak cobaan menimpa kita, kiranya Tuhan memimpin kita sepanjang hidup kita seperti ungkapan dalam PKJ 250 ayat 3
Ya Tuhan, ya Allahku, curahkan rahmatMu. Jadikanlah diriku pelayan bagiMu. Meski dera cobaan menimpa diriku, Ya Tuhan, pimpin aku, sepanjang hidupku. Amin.
Berdoa:
Ya Tuhan kiranya kami makin menyadari bahwa kami adalah pelayan Allah yang tidak menyia-nyiakan anugerah Allah, dan tabah dalam penderitaan, kesengsaraan dan kesukaran ketika melayani Tuhan dan sesama. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin