MEMBAWA KEBAIKAN, SUKACITA, DAN DAMAI
Views: 1
Bacaan: Matius 24:42-44
Waktu adalah pemberian gratis yang kita terima. Selama ia hidup, Semua orang menerima waktu dalam jumlah yang sama. Namun menyedihkannya, karena hal di atas, malah seringkali kita menjumpai orang-orang yang tak cukup menghargainya, kata mereka”Toh masih ada waktu”, “masih panjang waktunya”, dll. Semua ungkapan itu bukan untuk mengatakan bahwa memang waktu menjadi semakin panjang atau menjadi lebih panjang, namun itu mau mengatakan bahwa saya tak perlu mengerjakan apa yang harus saya kerjakan. Memang kita harus memperhatikan mana yang penting dan mendesak, yang tak bisa ditolak untuk dikerjakan lebih dahulu, namun realitanya seringkali kita malah tak menghargai waktu seperti seharusnya.
Bacaan Alkitab kita mengingatkan kita bahwa kita diingatkan untuk menghargai waktu. Hal ini dikarenakan kita tak tahu kapan Tuhan akan datang pada seseorang. Kedatangan Tuhan dalam bacaan ini adalah sebuah peristiwa bahwa seseorang akan diambil nyawanya oleh Tuhan dapat dengan tiba-tiba, tanpa tanda dan pemberitahuan. Kita sungguh tak mengetahui kapan “saat” itu datang. Dalam pemahaman ini lalu kita memandang bawa waktu adalah kesempatan yang diberikan kepada seseorang untuk hidup. Dan waktu untuk hidup itu bukan tidak ada batasnya, seperti yang kita kehendaki. Waktu ada batasnya bahkan batasnya sendiri pun tak kita ketahui. Semua itu ada dalam kehendak Tuhan.Tuhan dapat merenggut nyawa seseorang dengan tanpa waktu yang kita dapat prediksi. Dengan cara-cara kematian yang sangat beragam pula. Pemahaman bahwa waktu Tuhan tak dapat kita kendalikan, semakin kita hayati pada masa Pandemi ini. Kita dan saudara kita yang kehilangan kekasih, sahabat kita secara mendadak, merasakan kehilangan yang mendalam karena Covid-19. Pandemi ini sungguh membuka mata hati, pikiran kita, bawa waktu Tuhan sungguh di luar harapan dan rencana kita.
Karena kita tak mengetahui kapan waktu kita akan selesai di muka bumi ini, maka kita dipanggil untuk menghargai waktu dengan mengisinya sebaik dan sebijak mungkin. Dalam masa seperti ini, kiranya isi dari bejana hati kita diperbanyak dengan kasih satu kepada yang lain. Isilah bejana hatimu lebih besar dengan kasih kepada orang-tua mu, kepada anak-anak mu, kepada saudara-saudaraku, kepada kerabat mu, kepada sahabatmu, kepada sesama mu. Karena engkau dan saya memiliki waktu yang tak kau ketahui saat habisnya. Jangan gunakan waktu mu untuk mengembangkan kebencian, permusuhan, dan pertengkaran yang bahkan seringkali disebabkan oleh suatu yang tak perlu. Mari kita kembangkan kasih di perbedaan dan tantangan. Tenangkan diri kita sendiri untuk tak memilih kemarahan, keputus-asaan dan egoisme, agar yang utama kita sajikan melalui kehidupan kita adalah kasih yang membuat orang di sekitar kita menjadi dikuatkan, dihiburkan dan diselamatkan dari berbagai kepedihan, sakit hati dan kekelaman.
Kiranya Kesempatan membawa damai, kita bawa di manapun kita berada. Di rumah kita, karena waktu kita terbatas, mari isi rumah kita dengan kekuatan, sukacita dan damai sejahtera dari pada keributan karena hal2 sepele. Dibutuhkankan bagi kita semua kerendahan-hati dan rasa tanggung jawab untuk merajut suasana rumah yang menyenangkan, di waktu yang kita tak tahu batasnya ini. Selain di rumah, kita juga akan membawa sukacita dan damai di dalam lingkungan lain: di tengah masyarakat, gereja dll, di mana Tuhan menempatkan kita.
Jadi akibat pemahaman bahwa kita tak tahu kapan tibanya waktu Tuhan mendatangi kita, maka kita akan mengisi waktu yang masih Tuhan berikan ini dengan kebaikan dan membawa sukacita dan Damai. Tuhan menolong kita semua. Amin (LiN09112021)