RENDAH HATI
Views: 0
Kisah Para Rasul 20: 18-24
Salam sejahtera semoga kita makin rendah hati dalam melayani Tuhan, walau dalam pelayanan banyak pencobaan yang membuat kita mencucurkan air mata seperti ungkapan dalam Kisah Para Rasul 20:19 dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
Kerendahan hati adalah melihat diri seada kita. Kerendahan hati adalah kekuatan batin untuk melihat diri sesuai dengan kenyataannya. Orang yang rendah hati tidak hanya melihat kelemahannya melainkan juga kekuatannya. Ia sadar bahwa kekuatannya dan juga kebaikannya terbatas. Tetapi ia telah menerima diri. Ia tidak gugup atau sedih karena ia bukan seorang manusia super. Maka ia adalah orang yang tahu diri dalam arti yang sebenarnya. Justru karena itu ia kuat. Ia tidak perlu takut bahwa kelemahannya “ketahuan”. Ia sendiri sudah mengetahuinya dan tidak menyembunyikannya (Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar, Masalah Masalah Pokok Filsafat Moral, Kanisius, 1987).
Orang yang rendah hati sering menunjukkan daya tahan yang paling besar apabila betul-betul harus diberikan perlawanan. Orang yang rendah hati tidak merasa diri penting dan karena itu berani untuk mempertaruhkan diri apabila ia sudah meyakini sikapnya sebagai tanggung jawabnya.
Bagi Paulus, kerendahan hati adalah sikap hidup yang menggantungkan segala sesuatu kepada Allah yang mengutusnya. Ia tidak memuji diri sendiri, sebaliknya memuji cinta kasih dan kesetiaan Allah yang telah dinyatakan dalam hidupnya dan kehidupan jemaat. Dalam menjalankan panggilan Tuhan, Paulus mengalami kasih Yesus dan juga mengalami kesusahan, penderitaan. Penderitaan pahit dialami karena perlawanan dari orang Yahudi dan pemimpin Yahudi. Dalam kerendahan hati, bergantung pada Allah maka penderitaan tidak menjadi hambatan untuk terus melayani Allah dan sesama, demi karya keselamatan. Rendah hati, hanya bergantung pada Allah, tidak bergantung pada manusia, maka hal itu yang membuat orang taat melayani Allah.
Melayani dengan rendah hati adalah untuk meninggikan kehormatan Allah dan kepentingan Kristus serta Kerajaan Allah. Paulus tidak pernah melayani diri sendiri, dan tidak menjadikan dirinya pelayan manusia berdasarkan nafsu dan pikiran manusia. Paulus senantiasa bergiat untuk melayani Tuhan. Dalam pelayanan, keseluruhan perilakunya, dia membuktikan diri sebagai hamba Kristus Yesus, dengan rendah hati mengabdi pada Yesus, sederhana, menyangkal diri. Meskipun dia diberi kehormatan tinggi oleh Allah dan telah melakukan banyak kebaikan, tidak pernah memegahkan diri atau menjaga jarak dengan orang yang lebih lemah, lebih rendah, lebih berkekurangan. Merendahkan hati dalam melayani adalah dengan kerelaan, bukan terpaksa.
Rendah hati, bergantung pada Allah berarti mau dikuasai dan dituntun Roh Kudus untuk pergi diutus ke mana saja. Paulus hanya mengikuti bimbingan Roh Kudus. Rendah hati adalah orang mau dipimpin Roh, bukan dipimpin oleh diri sendiri tentang apa yang dikerjakan dan ke mana arah pekerjaan atau pelayanan. Walau dipimpin Roh Kudus, bukan berarti lepas dari penderitaan, kesusahan hidup seperti di penjara karena pelayanan dan pekerjaan yang benar dan baik. Paulus menderita di penjara bukan karena kejahatan yang dilakukannya, tapi karena kebencian pemimpin Yahudi pada ajaran Yesus yang disaksikan oleh Paulus dan banyak orang yang percaya serta mau mengikut Yesus. Mereka hendak membunuh Paulus.
Orang yang rendah hati dan bergantung pada Allah, maka dalam penderitaan dan kesusahan, yakin akan mendapat penghiburan dan kekuatan seperti ungkapan dalam KJ 332 ayat 1. Kekuatan serta penghiburan diberikan Tuhan padaku. Tiap hari aku dibimbingNya; tiap jam dihibur hatiku. Dan sesuai dengan hikmat Tuhan ‘ku dib’rikan apa yang perlu. Suka dan derita bergantian memperkuat imanku. Orang yang rendah hati, bergantung pada Tuhan maka berbagai pencobaan, penderitaan, kesusahan hidup, tidak membuat orang melalaikan tugas pekerjaan, pelayanan yang berguna bagi anggota jemaat dan simpatisan atau bagi masyarakat. Paulus sudah memberi teladan agar tidak melalaikan tugas, pekerjaan atau pelayanan yang berguna bagi umat (Kisah Para Rasul 20:20). Walau menderita, susah, orang yang rendah hati dan bergantung pada Tuhan, akan mengimani bahwa ujian pencobaan, kesusahan penderitaan terhadap iman akan menghasilkan ketekunan (Yakobus 1: 2-3) Semakin tekun orang dalam bekerja, melayani maka akan memperoleh buah yang matang yaitu iman dan perbuatan yang sempurna dan utuh.
Paulus tidak menghindar dalam pelayanan atau tugas yang ada kesusahan dan penderitaan. Dalam pelayanan di gereja dan pekerjaan di rumah atau di kantor, kalau ada kesusahan dan penderitaan orang akan menghindar dan mundur, bersikap pasif. Ketika diajak menjadi guru sekolah minggu, akan ada yang menolak, karena mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak menyusahkan, butuh waktu untuk persiapan, ada saja omongan dari orangtua dan konflik dalam pelayanan. Ketika diajak menjadi pengurus badan pelayanan, menjadi penatua, menjadi panitia, menjadi petugas di dalam ibadah, ada orang yang menghindar karena menyusahkan, membuat menderita. Orang yang rendah hati, bergantung pada Tuhan, tidak bergantung pada manusia, akan mau dipimpin Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan, tugas pelayanan di gereja, di dalam keluarga, di kantor, di masyarakat, dan tidak menghindar atau melalaikan tugas pengutusan dari Tuhan.
Paulus juga sudah memberi contoh agar tidak memelihara hidup untuk diri sendiri. Hidup kita adalah milik Tuhan, maka kita serahkan nyawa, tubuh, hidup kita untuk melayani Tuhan, memuliakan Tuhan. Tugas dan pelayanan adalah anugerah, pemberian dari Tuhan Yesus, kita menerima tidak dengan terpaksa, tapi segenap hati, segenap akal budi, segenap jiwa dan kekuatan. Tugas dari Yesus adalah menjadi saksi firman keselamatan melalui pengorbanan Yesus di salib (Marturia), melayani (diakonia) dan membangun persekutuan (koinonia).
Kita semua diberi Tuhan anugerah, supaya kita tekun dan rajin bekerja. Kita melakukannya dengan rendah hati dan menuruti firman Tuhan untuk saling mengasihi seperti ungkapan dalam KJ 249 ayat 3. Dan masing-masing kamu pun dib’ri anugerah, supaya kamu bertekun dan rajin bekerja. Hendaklah hatimu rendah, tahu: Tuhan berpesan, Jemaat menurut firmanNya berkasih-kasihan. Amin
Berdoa:
Ya Tuhan mampukan kami makin rendah hati dalam melayani Tuhan, walau dalam pelayanan banyak pencobaan yang membuat kami mencucurkan air mata, dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, amin