CERMIN KEHIDUPAN
Bahan: Kejadian 27:39-40,
Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: “Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu.”
Syaloom, saudara-saudari yang dikasihi Kristus, bagian kisah Esau dan Yakub, anak kembar Ishak dan isterinya Ribka, kita jadikan sebagai CERMIN KEHIDUPAN ini. Kalau Anda ditanya dari dua anak Ishak itu, Anda berpihak siapa, Anda memilih siapa, apakah Esau atau Yakub. Tentu secara spontan kita menjawab pilihan itu ialah Yakub.
Namun Yakub seperti yang dikatakan Esau: “Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. …” Kalau Anda tidak memilih Esau, tetapi apakah Anda dengan jujur bahwa Anda tidak terbebas dari penipuan, hanya saja tidak menjadi urusan kriminil, karena yang pertama yang kita tipu adalah diri sendiri, kemudian orang yang paling dekat dengan kita, dan terutama kita tidak bebas sebagai penipu di hadapan Tuhan. Potret kehidupan Yakub yang harus menjadi buron di hadapan Esau, sehingga ia harus mengembara ke Haran, Mesopotamia. Relakah Anda menyamakan diri dengan Yakub yang buron dan menanggung dendam kakaknya Esau? Di Haran, di rumah Laban, dia harus kerja keras, tidak ada waktu bersantai, dia ditipu oleh Laban dalam pernikahannya yang awalnya disetujui menikah dengan Rahel, tetapi Laban memberikan Lea yang dia tidak cintai. Tujuh tahun dia kerja keras untuk mendapatkan Rahel, yang akhirnya dia mendapat Rahel yang diimpikannya dengan kerja keras. Yakub cukup menderita di rumah Laban yang menjadi mertuanya, Laban sudah sepuluh kali merobah upah Yakub. Tetapi satu yang dia telah miliki, yang paling penting, yang juga telah kita miliki, ialah berkat Tuhan. Manusia, bahkan mertua sekalipun tidak mampu menghambat berkat Tuhan yang telah dilekatkan dalam dirinya, oleh ayahnya Ishak, demikian juga bagi kita.
Bagaimana dengan Esau, Ishak ayahnya, tidak menyampaikan berkat yang menyenangkan, dan berkat dari Abraham tidak mengalir dalam kehidupan dan keturunannya. Tetapi Esau akan terbebas dari dendam, keterlanjurannya menjual hak kesulungannya, Ishak mengatakan: “Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu.” Dari sisi kehidupan di dunia, Esau sama dengan Yakub, dia bekerja keras, dia kaya, harta dan ternaknya banyak, keturuan Esau menjadi suatu bangasa yaitu bangsa Edom. Demikian kisah perjalanan hidup Esau, dia tidak mengalami penipuan dari orang lain seperti Yakub. Karena Esau tidak menjadi perpanjangan berkat Tuhan untuk keselamatan umat manusia, maka kisah Esau berhenti sebagai bangsa Edom yang cukup besar.
Dua kisah bersaudara ini kita coba sebagai Cermin Kehidupan ini, yang membuka sisi-sisi gelap kehidupan kita, kecurangan, tipu, dusta, namun yang paling penting bagi kita kembali mengandalkan berkat penyertaan Tuhan, agar kita ikut menjadi saluran berkat keselamatan bagi dunia dan orang lain.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Kapan Anda menerima berkat Tuhan yang mendasari kehidupan Anda?
- Pernah Anda tertipu dan harus kerja keras untuk mendapatkannya kembali?
- Apakah Anda mau mengidentifikasikan (disamakan) diri dengan Yakub?
Mari berdoa:
Bapa surgawi, sungguh kami seperti Esau dan Yakub, yang sangat merindukan berkat Tuhan melekat pada diri kami, pada pernikahan dan keluarga kami. Kami mohon Roh Kudus menguatkan dan menolong kami agar berkat Tuhan itu tidak kami cari dengan cara penipuan, jauhkan kami dari kecurangan, penipuan, kejahatan. Dalam Kristus kami mohon, Amin. [AS220424]